JAKARTA Film Cek Toko Sebelah akhirnya dibuatkan serial setelah menuai sukses di layar lebar dengan meraup 2,5 juta penonton pada 2017. Serial itu akan tayang di layanan video on demand HOOQ.. Sutradara dan penulis skenario Cek Toko Sebelah versi film sekaligus serialnya, Ernest Prakasa, mengatakan bahwa cerita yang akan
Kamujuga perlu mengetahui kekurangan dari metode hidroponik ini. Hal ini dikarenakan agar tidak hanya terlena dengan kelebihan yang disebutkan di atas namun juga bersiap menghadapi kekurangan-kekurangan di bawah ini. Untuk tebal aliran hanya 3-4mm sehingga disebut film (lapisan tipis). Dengan besar debit tersebut, tanaman diujung bawah
KumpulanKata-kata Galau Cinta Bertepuk Sebelah Tangan - Saya sangat yakin banyak dari kalian pernah mengalami perasaan ini. Ya, perasaaan dimana rasa sayang kita terhadap seseorang tidak terbalas. Cinta bertepuk sebelah tangan, itulah istilah yang biasa kita gunakan untuk mendeskripsikan perasaan ini atau dalam bahasa inggris unrequited love.Kamu
Cekkelengkapan standar, kualitas layar (ada deadpixel/tidak), tombol Home berfungsi/tidak, suara speaker (speaker iPhone hanya 1 sisi, sebelah kiri, sedangkan sebelah kanan adalah mic), Accelerometer sensor, dsb. Last but not least, pastikan anda membawa dompet waktu mau transaksi beli iPhone
Sekarangini orang-orang semakin meninggalkan TV tabung dan kini mulai beralih ke TV dengan layar LED seperti TV LED Sharp Aquos. Peralihan ini dikarenakan kelengkapan fitur-fitur yang dimiliki oleh TV LED yang terus berkembang. Seperti TV LED Sharp Aquos contohnya, TV ini memiliki banyak kelebihan fitur dibandingkan TV LED sejenis. Televisi
KainDiamond Kekurangan Kelebihan dan Pemanfaatannya . 14 Feb 2021 at 19:03. Memilih Jenis Kain yang Tepat Untuk Membuat APD . 16 Feb 2021 at 1:52. Kain Balotelli Kekurangan Kelebihan dan Pemanfaatannya . 18 Feb 2021 at 17:21. Inilah 5 Bahan Kain Recommended untuk Kemeja Kantor . 20 Feb 2021 at 9:31. Kain Rayon Kekurangan Kelebihan dan
10 Menghabiskan waktu. Berlawanan dengan beberapa budaya di negara lain, orang Perancis lebih suka berlama-lama dalam hal-hal tertentu. Misalnya saja, cobalah memesan secangkir espresso. Kamu akan sering sekali melihat orang Perancis menghabiskan berjam-jam untuk menghabiskan secangkir espresso saja.
26hjM. Dalam perjalanan ke Bangka, yang tulisannya baru kelar 2 itu, saya diberi tahu oleh Tintus perihal anak gadis lulusan akuntansi sebuah kampus terkemuka di Jakarta yang “berakhir” mengelola toko oleh-oleh milik orangtuanya. Kisah anak yang disekolahkan tinggi-tinggi dan pada akhirnya akan mengurus dan melanjutkan usaha orangtua adalah profil yang jamak kita temukan, utamanya dalam kehidupan etnis Tionghoa di Indonesia. Ernest Prakasa kita kenal sebagai komika yang mengangkat isu etnis ini sebagai bahan pekerjaannya alias bahan lawakannya. Sesudah memulai dengan Ngenest, kini muncul karya lanjutan yang seolah menjadi pembalasan Ernest terhadap kekurangan-kekurangan di film Ngenest. Judul filmnya juga berbeda Cek Toko Sebelah. Kalau nggak percaya, cek toko sebelah’ merupakan kalimat yang cukup sering dilontarkan oleh kokoh-kokoh Tionghoa yang dagang. Dimanapun berada, pokoknya, kecuali di balai kota Jakarta. Heuheu. Kalimat itu yang diambil oleh Ernest dan timnya sebagai judul, meski sebenarnya dari konten cerita, nyaris tidak ada hubungannya. Dikisahkan ada dua orang lelaki kakak beradik, sedikit beda nasib. Yohan Dion Wiyoko menjadi sosok kakak yang kalah saing dengan adiknya, Erwin Ernest. Ada permasalahan antara Kokoh Yohan dengan sang ayah, Koh Afuk Chew Kin Wah, ada hal yang dingin dalam hubungan mereka. Pada saat yang sama, Yohan hidupnya tidak baik-baik benar. Kerjaan freelance, duit nggak banyak, rumah masih ngontrak pula kayak saya. Erwin sebagai seorang adik jelas lebih moncer karena kariernya bagus dan pada saat yang sama akan mendapat promosi ke kantor di Singapura. Permasalahan muncul kala Koh Afuk mulai sakit-sakitan dan ingin mewariskan tokonya. Masalah antara Koh Afuk dan Yohan menjadikan Erwin dipilih Koh Afuk sebagai orang yang tepat untuk melanjutkan toko tersebut. Yohan nggak terima, Erwin jelas nggak berminat. Pada akhirnya dilema antara karir Erwin dan keinginan Yohan untuk mengurus toko, serta balada pengusaha properti yang berminat pada tokonya Koh Afuk menjadi pusaran penting dalam film ini. Sudah, ya, nanti dikira spoiler. Cek Toko Sebelah bagi saya terbilang pas. Beberapa logika yang di film-film lain dianggap ringan dan diabaikan, cukup beres dalam film ini. Saya sendiri angkat topi kepada Ernest yang berani-beraninya mengangkat topik tentang kehidupan Tionghoa, ditambah bumbu kehidupan Kristen pula. Ada salib yang tergantung di leher hingga adegan doa disertai ayat dari Alkitab. Agak ngeri sejatinya di jaman kebencian lebih mudah ditemui daripada cewek cantik seperti sekarang ini. Saya yakin, pengalaman Ernest sebagai anak Tionghoa yang besar dalam kehidupan dagang menjadi modal untuk menggarap detail dengan ciamik. Relasi antar karyawan toko digambarkan dengan cair, persis kayak saya melihat karyawan di Kampung Cina Bukittinggi berelasi dengan yang punya toko. Termasuk juga hubungan dengan karyawan di toko sebelah. Mulus. Film ini boleh dibilang 50% komedi, 50% drama. Saya sendiri mendapati porsi yang pas dalam pembagian itu. Saya tertawa keras dalam beberapa adegan, namun juga haru kala Koh Afuk memeluk Yohan di makam. Oh, iya, adegan favorit saya sebenarnya ada di bagian awal film. Adegan yang terbilang nggak penting, alias diedit juga nggak masalah, namun ditampilkan sedemikian cakep. Alkisah, Yohan dan Ayu Adinia Wirasti naik motor bareng-bareng dan nyaris ditabrak taksi. Yohan marah-marah sambil memukul taksi hingga supirnya keluar. Supir ditampilkan tampak belakang terlebih dahulu. Yohan marah-marah sambil berkata, “Memangnya negara ini punya bapakmu apa?” Adegan ini menjadi sangat lucu kala wajah si supir taksi ditampilkan. Kenapa lucu? Ya, nonton sendiri dan nikmati saat-saat untuk ngakak gila dalam adegan yang satu ini. Cerita kala Yohan bermain kartu dengan teman-temannya juga selalu menarik, pun dalam dialog Erwin dengan Bu Sonya, bos di kantor. Pokoknya, “Harta yang paling berharga adalah keluarga….” Kalaulah ada yang kurang dalam film ini adalah konflik Yohan dan Koh Afuk yang tampak tanggung. Konfliknya ada, namun penonton seperti saya sungguh bertanya, sebenarnya apa yang terjadi diantara mereka?’. Setidak bisa apakah Yohan mengurus diri? Seditolak apakah Ayu oleh Koh Afuk? Menjadi semakin rancu karena sebenarnya ada Adinia Wirasti dalam permasalahan ini. Terasa nanggung sekali dan posisi Rasti jadi sayang, karena kita tahu sebagai Karmen, Rasti mendapat peran yang klop dengan masalah. Detail dalam film ini terbilang bagus, hanya beberapa yang perlu dipertanyakan. Pertanyaan paling hanya soal kamar apartemen Erwin yang apakah memang sekecil itu? Berasa nginep di hotel Whiz atau Amaris, gitu. Sisanya, top. Bahkan mobil Koh Afuk sampai mengingatkan saya kepada Tionghoa kaya raya di Cikarang yang punya tanah begitu banyak namun mobilnya masih edisi lawas. Film ini cocok bagi yang sedang bermasalah dengan keluarga, atau barusan kena kemalangan dan merasakan perlunya kebersamaan keluarga. Sungguh, harta yang paling berharga adalah keluarga. Istana… Nggak ngerti? Katrok.
JAKARTA, - Mulai hari ini, Rabu 2/12/2020, serial Cek Toko Sebelah Babak Baru resmi ditayangkan di layanan streaming Netflix. Cek Toko Sebelah Babak Baru merupakan serial yang diangkat dari film Cek Toko Sebelah 2016 besutan sutradara dan penulis naskah Ernest Prakasa, yang juga turut berakting dalam film tersebut. Pada 2017, film Cek Toko Sebelah meraih penghargaan Best Original Screenplay dari ajang Festival Film juga HOOQ Ditutup, Serial Cek Toko Sebelah Resmi Pindah ke Netlfix Kesuksesan film Cek Toko Sebelah pun menginspirasi pembuatan serialnya. Bahkan beberapa pemain dari film Cek Toko Sebelah kembali hadir dalam versi serialnya ini. Sebut saja Ernest Prakasa, Dion Wiyoko, Chew Kin Wah, dan Aci Resti. Muncul juga sejumlah pendatang baru seperti Morgan Oey dan Anggika Bolsterli. Baca juga Sinopsis Cek Toko Sebelah, Drama Keluarga Ernest Prakasa Berjumlah dua musim, serial Cek Toko Sebelah Babak Baru mengangkat kisah kehidupan Koh Afuk Chew Kin Wah setelah tokonya tutup dan diubah menjadi studio foto oleh anaknya, Yohan Dion Wiyoko.Memasuki masa pensiun, Koh Afuk pun memutuskan untuk mengelola kolam pemancingan ikan. Dalam menjalani kegiatan baru tersebut, ia ditemani karyawan-karyawan yang sungguh kocak. Baca juga Lampaui Cek Toko Sebelah, Imperfect Jadi Film Terlaris Ernest Prakasa Sayangnya, bukannya berjalan lancar, Koh Afuk justru dihadapkan dengan masalah baru. Bahkan masalah tersebut sampai membuatnya masuk penjara. Pada musim kedua Cek Toko Sebelah Babak Baru, barulah dijelaskan mengapa Koh Afuk bisa sampai berada di penjara. Baca juga Chand Parwez Pembayaran HOOQ untuk Cek Toko Sebelah Belum Lunas Sepanjang sembilan episode, kisah pada musim kedua ini akan fokus menjawab pertanyaan besar yang muncul pada musim pertama. Penasaran dengan kelanjutan kisah Koh Afuk serta keluarga dan karyawan-karyawannya? Anda bisa langsung menyaksikannya dalam serial Cek Toko Sebelah Babak Baru yang tayang di Netflix mulai hari ini, Rabu 2/12/2020. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Cek Toko Sebelah 1. Identitas Film Judul Film Cek Toko Sebelah CTS Sutradara Ernest Prakasa Produser Chand Parwez Servia Fiaz Servia Penulis Naskah Ernest Prakasa Jenny Jusuf Meira anastasia Pemain Ernest Prakasa Sebagai Erwin Dion Wiyoko Sebagai Yohan Chew Kinwah Sebagai Koh Afuk Adinia Wirasti Sebagai Ayu Gisella Anastasia Sebagai Natalie Tora Sudiro Sebagai Robert Asri Welas Sebagai Ibu Sonya Yeyen Lidya Sebagai Anita Dodit Mulyanto Sebagai Kuncoro Kaesang Pangarep Sebagai Tukang Taksi Awwe Sebagai Ojak Adjis Doa Ibu Sebagai Yadi Arafah Rianti Sebagai Tini Aci Resti Sebagai Kurir Tengil Anyun Cadel Sebagai Rohman Abdur Arsyad Sebagai Vincent Nino Fernandez Sebagai Reno Hifdzi Khoir Sebagai Pria Misterius Budi Dalton Sebagai Pak Nandar Arief Didu Sebagai Dokter Cahyo Yudha Keling Sebagai Diding Liant Lin Sebagai Amiauw Edward Suhadi Sebagai Aming Sylvester Aldes Sebagai Aloy Melissa Karim Sebagai Elisa Ichal Kate Sebagai Iwan Raim Laode Sebagai Joni Hernawan Yoga Sebagai Saipul/Tukang Roti Yusril Fahriza Sebagai Naryo Gita Bhebhita Sebagai Bu Hilda Guntur LDP Sebagai Pengantin Pria Paopao LDP Sebagai Pengantin Wanita Dayu Wijanto Sebagai Ci Lili Ucita Pohan Sebagai Mamak Rempong Sri Rahayu Sebagai Tukang Selfie Arif Brata Sebagai Untung Rachman Avri Sebagai Pak Ali Billy W Polli Sebagai Satpam Rumah Sakit Bene Dionysius Sebagai Cameo Gak Jelas Adink Liwutang Sebagai Cameo Gak Jelas Marvel Adyama Sebagai Erwin Kecil Faisal Alfiansyah Sebagai Yohan Kecil Patrick Effendy Sebagai Pacar Bu Hilda Genre Drama Komedi Rumah Produksi Starvision 2. Sinopsis Film Yohan dan Erwin, dua bersaudara yang berbeda nasib. Erwin yang sukses dalam karirnya, sedangkan Yohan yang tertatih tatih dalam hidupnya sebagai seorang Photographer. Meninggalnya Ibu Erwin dan Yohan, membuat hidup Yohan menjadi berantakan. Rusaknya hidup Yohan membuatnya mendapat perlakuan yang berbeda dari ayahnya, Koh Afuk. Secara gamblang Koh Afuk terlihat lebih menyayangi Erwin, anaknya yang berprestasi dan membanggakan, ketimbang Yohan, anaknya yang hidupnya berantakan. Koh Afuk adalah seorang pemilik Toko di daerah strategis, bersama dengan Pak Nandar, pesaingnya. Dua Toko tersebut terus bertahan walaupun seorang pengembang bernama Robert selalu berusaha agar wilayah tersebut dijual. Karier Erwin sedang dalam kondisi prima ketika kondisi kesehatan Koh Afuk justru sebaliknya, semakin memburuk. Erwin tak ikut Makan keluarga, pada saat malam Natal, ketika Koh Afuk jatuh sakit. Yohan dan Erwin terlibat perseteruan. Ketikakpercayaan Koh Afuk pada anak sulungnya Yohan, membuatnya hanya ingin mewariskan tokonya kepada Erwin. Padahal Yohan sangat ingin melanjutkan Toko, mengingat itu satu satunya hal yang diwariskan Ibunya. Erwin yang sebenarnya tidak ingin meneruskan Toko, akhirnya luluh setelah ayahnya memintanya menjaga toko hanya dalam waktu satu bulan. Dimulailah perjalanan karier Yohan sebagai pemilik Toko. Awal yang berat bagi Erwin, namun semuanya dapat dijalankan dengan lancar. Banyak hal positif, dan kebahagiaan yang Erwin bawa ke Toko, membuat ayahnya semakin berharap agar Erwin mau meneruskan Toko selamanya. Sebulan berlalu, Erwin minggat dari Toko. Dia tak mau melewatkan begitu saja karirnya yang sedang melejit. Merasa dikecewakan oleh Erwin, Koh Afuk memutuskan untuk menjual Tokonya kepada Robert. Toko penuh dengan kenangannya dengan istrinya, dan anak anaknya. Keputusannya tak tepat. Koh Afuk jatuh sakit lagi. Erwin dan Yohan kembali terlibat konflik. Yohan marah karena Erwin mengecewakan ayah mereka. Erwin merasa tidak bersalah atas segala hal yang mebuat ayahnya tidak mempercayai Yohan. Konflik itu diakhiri dengan satu kata sepakat, membatalkan kontrak penjualan Toko. Permintaan dengan cara baik baik dan mengibah rupanya tak bisa membuat Robert luluh. Demikianlah disusun rencana menjebak Robert, agar mau membatalkan kontrak. Robert pasrah, kontrak dibatalkan. Demikian hubungan Yohan dan Erwin perlahan mencair seperti dulu. Mencair juga pemikiran keras kepala dari Koh Afuk. Koh Afuk akhirnya menyadari betapa tidak adilnya dia selama ini terhadap dua anaknya, juga belum bisa move on nya dia dari kematian istrinya. Di depan pusara Istrinya, Koh Afuk meminta maaf kepada Yohan atas kesalahannya. Demikian cerita berakhir bahagia, dimana toko tersebut diberikan kepada Yohan. Yohan menyulap Toko tersebut menjadi Studio Foto untuknya, tak Toko Kue untuk istrinya. 3. Kelebihan Film Kelebihan ini yang pertama, tentu saja film ini sukses mengaduk aduk hati penonton. Porsi dari kedua genre yang diusung oleh film ini, terasa sangat proporsional. Beberapa menit membuat penonton tertawa, beberapa menit kemudian membuat penonton larut dalam sedih, beberapa saat kemudian membuat penonton terdiam untuk merenung. Demikian tak ada genre yang mendominasi. Tapi tak satupun genre yang tak maksimal. Komedi disajikan sekocak mungkin, dan adegan drama dibuat sesedih sedihnya, hingga betul betul mencapai klimaks. Walaupun sebagaian besar actor yang dipakai berasal dari kaum komedian, namun tak kesan Drama tak serta merta hilang. Duet Dion Wiyoko dan Adinia Wirasti cukup untuk menjaga tensi Drama. Lalu ada Gisel yang juga banyak mengambil peran dalam unsur drama yang disajikan. Unsur Komedi tak perlu diperdebatkan lagi. Ada Duo Awwe dan Adjis Doa Ibu yang selalu ribut dan ngeselin, romansa Dodit dan Arafah yang menggelikan, dan tak lupa Asri Welas serta Anyul Cadel yang cukup ikonik dalam film ini. Kehadiran Kaerang dalam film ini adalah sebuah kejutan, dalam satu adegan pembuka yang cukup membuat penonton tergelak tawa. Beberapa adegan komedi yang memanfaatkan teknik editing Cut to menjadi pertunjukan yang menarik dalam film ini. Misalnya ketika Yadi berkata kepada Ojak mau dihiasi apa Pohon Natal sekecil itu, masa dihias pakai kacang pilus? Satu detik kemudian pohon itu benar benar benar dihiasi kacang pilus. Atau ketika Erwin berkata kepada Natalie pacarnya, belum tentu Ibu Sonya mengizinkannya mengambil cuti untuk menjaga toko. Satu detik kemudian Bu Sonya menyetujui cuti Erwin. Sebuah opsi komedi yang turut meperkaya unsur komedi film ini. Hal kedua yang saya suka dari film ini adalah, film ini cukup visual. Dalam 30 detik pertama kita sudah mendapat banyak informasi penting mengenai film ini. Hanya dalam 30 detik, kita tahu ada seorang Kokoh pemilik Toko yang punya 2 Istri dan dua anak. Toko tersebut berdampingan dengan sebuah toko lainnya. Foto foto yang usang menunjukan waktu telah berlalu cukup lama sejak foto diambil. Masih ada lagi adegan adegan yang tak perlu deskripsi berlebih. Hanya cukup menunjukan visual untuk memberikan informasi kepada penonton. Visual yang padat informasi ini merupakan pengenalan karakter yang cukup ringkas. Demikian pada menit menit berikutnya, tinggal buit up karakter yang sudah dikenalkan. Built Up karakter adalah salah satu tahapan yang penting dilakukan secara tepat sasar. Sebelum konflik memuncak, main character harus sudah mendapatkan karakternya secara menyeluruh. Dan Buit up karakter dalam film ini menjadi hal ketiga yang saya suka. Sama seperti pengenalan karakter yang ringkas namun padat, buit up karakter Yohan, Erwin, Koh Afuk, terjadi cukup singkat pula. Diawal cerita, karakter Yohan yang pemarah mulai dibangun lewat adegan memarahi tukang Taxi. Lewat satu adegan tersebut, penonton bisa tahu bagaimana sifat Yohan. Ringkas namun tepat sasar. Karakter Erwin lebih Auditif. Lewat caranya berbicara, Erwin diarahkan untuk dinilai sebagai orang yang berpendidikan tinggi. Dalam keseharian Erwin cenderung menggunakan bahasa inggris. Karakter Koh Afuk yang pilih kasih terlihat jelas lewat ekspresinya beribcara dengan Yohan, dan ketika menelepon dengan Erwin. Hal keempat yang menarik dari film ini adalah Premis film yang jarang diangkat ke dalam film. Sudah menjadi rahasia umum kalau seorang Kokoh pemilik toko besar kemungkinan akan menwariskan toko kepada anaknya. Demikian kejadian kejadian seperti ini mewarisi toko sedah sering terjadi dalam keluarga keluarga Tionghoa. Tetapi tak banyak film yang pernah mengangkat hal tersebut ke dalam film. Setidkanya dalam satu dekade terakhir ini. Ini menjadi ide segar dan opsi baru dalam perfilman Indonesia. Wajar saja film ini pernah masuk 10 film Indonesia terlaris sepanjang masa pada awal 2017 dengan total penonton. Posisi itu kini telah tergeserkan oleh film film baru seperti Dilan 1990 dan Dilan 1991, Danur, Pengabdi Setan, Ayat ayat Cinta 2, yang meraup cukup banyak penonton. Film ini memiliki keunggulan lainnya, yaitu dari segi penyajian sountrack yang sungguh membantu dalam membawa suasana penonton. Film dengan visual sedih akan terasa hambar tanpa kekuatan audio yang ikut mampu membawa suasana. Demikian jika audio pemilihan sountrack, penempatan sountrack, penyisipan backosund, sound effect dan lain lain ditata dengan baik, komponen itu akan menunjang visual film. Cek Toko Sebelah berhasil menggabungkan dua unsur diatas, untuk memperkuat acting pemeran dan memperkuat feel yang mau disajikan dalam film. 4. Kekurangan Film Sejujurnya tak banyak yang bisa dinilai sebagai kekurangan dalam film ini. Hanya saja jika judul adalah perwakilan keseluruhan cerita, maka saya rasa judul Cek Toko Sebelah kurang mengeksplanasi keseluruhan cerita dari film ini. Konflik utama dari film ini adalah konflik dalam keluarga Koh Afuk, bersama dengan anak anaknya Yohan dan Erwin. Masalah Toko sebelah bukanlah masalah utama. Jika menonton film secara keseluruhan, orang akan sepakat bahwa perseteruan antara Koh Afuk dan Pak Nandar, antara Pegawai Koh Afuk dan Pegawai pak Nandar, hanyalah bumbu cerita yang dimaksud untuk memperkaya cita rasa film. Konflik diluar keluarga bukanlah konflik utama dari film ini. Kembali lagi, Jika Judul haruslah merepresentasikan keseluruhan film, maka judul Cek Toko Sebelah menurut saya kurang mewakili cerita dan pesan yang hendak disampaikan dalam film ini. Itu adalah kekurangan film ini menurut saya. Selain itu jika boleh ini disebut kekurangan, film ini masih menyisahkan beberapa pertanyaan tak terjawab, seperti misalnya mengapa Koh Afuk tidak menyetujui pernikahan Yohan dengan Ayu? Ketika kondisi ini berlaku pada karakter pendukung, mungkin orang tak akan banyak bertanya, tetapi ini terjadi pada karakter utama, banyak orang akan bertanya dan juga berasumsi, karena hal tersebut juga menjadi bagian dari serangkaian konflik Yohan dan Koh Afuk. Asumsi umum yang muncul tentu saja karena Ayu bukan dari Kaum Tionghoa, alasan yang masuk akal, namun tidak bisa sepenuhnya benar. Demikian pertanyaan itu masih ada di benak para penonton hingga saat ini. 5. Nilai Nilai yang ada di Film Nilai yang Pertama, yang bisa diambil dari film ini adalah Nilai Toleransi Agama. Film ini beberapa kali menunjukan nilai toleransi agama dalam hidup. Bisa dilihat lewat adegan Koh Afuk yang notabene adalah Kristen, dapat hidup harmonis bersama tetangganya, dan juga karyawannya yang Non-Kristen. Salah satunya adalah percakapan santai Koh Afuk dengan Pak Haji. Dari percakapan yang terjadi bisa diketahui bahwa mereka ternyata mereka biasa melakukan kegiatan memancing bersama sama. Selain itu, Koh Afuk bahkan meminta karyawannya yang bukan Kristen, untuk membeli Pohon Natal. Sebuah kehidupan yang menyenangkan dan sikap toleransi antar agama yang bisa diikuti oleh para penonton. Nilai kedua yang bisa diambil dari film ini adalah toleransi antara Suku. Film ini mengakomodasi cukup banyak kalangan yang sengaja ditonjolkan dalam film. Etnis Tionghoa tentu saja, ada orang Timur yang direprentasikan melalui sosok Abdur, orang Sumatra melalui akting Gitta Bhebhita dan orang Jawa lewat Dodit. Diceritakan Bu Hilda nama tokoh yang diperankan Gitta adalah wanita yang gemar berhutang di Toko Koh Afuk, sedangkan Vincent Tokoh yang diperankan Abdur adalah teman bermain Yohan, yang satu satunya bukan dari Etnis Tionghoa. Dan kemberagaman ini dapat berlangsung tanpa masalah, menunjukan Nilai Toleransi Antar Suku yang boleh untuk ditiru. Nilai ketiga yang bisa diambil dari film ini adalah pesan menghormati orang tua yang disisipkan melalui dialog Vincent kepada Aming Edward Suhardi. Ketika Aming berteriak keras seperti membentak Ibunya, Vincent berucap “pelan pelan, itu orang tua”. Kalimat yang sederhana namun hendak menyadarkan kita untuk lebih menghargai dan menghormati orang tua kita. Nilai keempat dari film ini justru bermaksud menegur orang tua, untuk tidak terlalu memaksakan kehendaknya. Koh Afuk terlibat dalam konflik yang rumit karena terlalu memaksakan kehendaknya, yaitu supaya Erwin mau meneruskan Tokonya. Padahal sudah sepatutnya orang tua mendukung apapun yang dilakukan oleh anak anak mereka, sejauh yang dilakukan adalah positif. Demikian yang mau disampaikan kepada para orang tua juga yaitu kecenderungan untuk membeda bedakan anak yang seharusnya dilihangkan. Anak anak harus mendapat perlakuan yang sama di mata orang tua. Tidak boleh ada yang diistimewakan.. Nilai keempat ini menjadi nilai utama yang mau disampaikan Ernest dalam filmnya ini. Nilai berikutnya adalah eksploitasi perempuan dan pesan untuk lebih menghargai perempuan. Anita, sekertaris Robert yang dipaksa untuk memakai pakaian seksi, hanya demi kepuasan Robert. Melalui kalimat Koh Afuk “tidak ada perempuan yang layak diperlakukan seperti itu“, pesan untuk lebih menghargai perempuan dikampanyekan lewat film ini, juga nasehat untuk berhenti mengekspoitasi tubuh perempuan secara semena mena. Berikut nasehat selanjutnya dari Koh Afuk kepada Robert “Karma itu berlaku Robert. Jika kamu menabur yang buruk, kamu akan menuai yang buruk juga“. Peran yang lebih general ini ditujukan kepada kita semua, terlepas apakah kita menonton film itu atau tidak, bahwa selalu ada akibat dari apa yang kita sebabkan. Karena itu jangan sembarangan melakukan segala sesuatu. 6. Sumber Daftar Pustaka Wikipedia Viu
Resensi film Cek Toko Sebelah menceritakan tentang kisah Erwin yang dipercaya oleh orangtuanya untuk mengurus toko. Tetapi, hal itu ternyata membuat Yohan kaka Erwin merasa orangtuanya pilih kasih. Ada banyak konflik diantara Erwin dan Yohan yang memperebutkan kekayaan orangtuanya. Disisi lain, kedekatan antara Erwin dan Natalie juga semakin menumbukan rasa nyaman. Bagaimana kelanjutan Erwin mengatasi konflik yang terjadi di dalam keluarganya? semuanya terangkum dalam seri drama komedi yang tidak membosankan. Yuk, baca artikel ini sampai selesai untuk tahu isi ceritanya. Identitas Film Cek Toko Sebelah Judul FilmCek Toko SebelahPenulis NaskahErnest Prakasa, Jenny Yusuf, dan Meira AnastasiaSutradaraErnest PrakasaDurasi film1 jam 38 menitKategori FilmDrama KomediPemain FilmErnest Prakasa, Dion Wiyoko, Adnia Wirasati, Gisella AnastasiaTahun Produksi2016Perusahaan ProduksiStarvision Plus Film Cek Toko Sebelah ditulis oleh Ernest Prakasa, Jenny Yusuf, dan Meira Anastasia. Durasi filmnya yaitu 1 jam 38 menit. Cek Toko Sebelah diproduksi oleh Starvision pada tahun 2016. Film ini dikategorikan sebagai drama komedi. Pemain yang terlibat di dalamnya yaitu Ernest Prakasa, Dion Wiyoko, Adnia Wirasati, dan Gisella Anastasia. Sinopsis Film Cek Toko Sebelah Film Cek Toko Sebelah bercerita tentang seorang pria bernama Erwin Ernest Prakasa yang tinggal dan bekerja di Australia. Suatu hari, ibunya Yati Surachman menghubunginya dan meminta Erwin untuk kembali ke Indonesia dan membantu mengurus toko keluarga mereka, Toko Sebelah. Erwin enggan kembali ke Indonesia karena ia merasa tidak nyaman dengan budaya Indonesia yang masih kental dengan tata cara hidup yang konservatif dan kurang terbuka. Namun, setelah meyakinkan dirinya sendiri dan diberi janji oleh ibunya akan segalanya, Erwin memutuskan untuk kembali. Di toko keluarga tersebut, Erwin bertemu dengan Natalie, seorang karyawan toko yang cantik dan pintar. Meskipun awalnya mereka tidak akur karena sifat Erwin yang suka menghakimi, lambat laun mereka justru menjadi semakin dekat dan menjalani hari-hari menyenangkan di toko tersebut. Namun, keharmonisan mereka terancam oleh kedatangan kakak Erwin, Yohan Chew Kin Wah yang jauh lebih kaya dan dianggap lebih berkuasa dalam keluarga. Yohan memiliki rencana besar untuk mengambil alih toko keluarga dan membangun sebuah mall di tempatnya. Konflik antara Erwin, Yohan, dan Ayu menjadi semakin rumit, namun di akhir cerita mereka mampu menyelesaikan semua permasalahan dengan cara yang baik dan saling menghormati. Sebuah kisah keluarga yang penuh kehangatan dan humor ini akan mengajarkan kita pentingnya menjaga kebersamaan dan persaudaraan. Latar Film Cek Toko Sebelah Adapun latar film Cek Toko Sebelah yang membuat ceritanya menjadi lebih seru dan menyenangkan. Berikut ini penjelasannya. 1. Latar Tempat Latar tempat di film Cek Toko Sebelah berada di Jakarta, toko Erwin, dan toko Natalie. 2. Latar Waktu Latar waktu kejadian yang diceritakan dalam film Cek Toko Sebelah yaitu saat pagi hari, jam toko buka, dan jam WIB. Kelebihan Film Tentu saja, film Cek Toko Sebelah ini mempunyai banyak kelebihan. Sehingga banyak penonton yang suka dengan film ini. Adapun kelebihan yang terdapat dalam film Cek Toko Sebelah, diantaranya yaitu 1. Film dengan Cerita yang Menghibur Cek Toko Sebelah didukung oleh skenario yang bagus yang membuat film ini sangat menghibur untuk ditonton. Meskipun ada banyak konflik di dalam film tetapi semua penyampaiannya terangkum dalam drama komedi. Oleh karena itu, tak heran banyak penonton yang menyukai film ini. 2. Aktor dan Aktris yang Berbakat Film ini menampilkan akting luar biasa dari Ernest Prakasa dan Dion Wiyoko yang memainkan peran utama. Selain itu, pemain Gisella Anastasia, dan Adnia Wirasati juga bermain dengan sangat bagus sesuai karakternya. Sehingga penonton akan menonton film yang seolah-olah seperti realitas. 3. Pengambilan Gambar yang Bagus Kualitas pengambilan gambar dalam film ini sangat baik, membuat film ini terlihat sangat indah. Melihat setting tempat yang sesuai dengan isi cerita. Semuanya benar-benar terlihat bagus, seperti kenyataan. yang Segar Cerita ini juga diisi dengan unsur humor yang segar, yang tidak hanya lucu tetapi juga memiliki pesan yang dalam. Jadi, banyaknya konflik dalam cerita film Cek Toko Sebelah ini disampaikan dengan humor-humor segar oleh para tokohnya. Sehingga, alur ceritanya begitu mengalir sampai akhir, tidak berkesan seperti dibuat-buat. 5. Soundtrack yang Unik Soundtrack dalam film ini sangat unik dan cocok dengan suasana film. Sehingga dapat membuat penonton begitu merasakan apa yang dirasakan oleh para pemainnya. Kekurangan Film Selain mempunyai kelebihan, Cek Toko Sebelah juga mempunyai beberapa kekurangan. Berikut ini beberapa kekurangan yang terdapat dalam film Cek Toko Sebelah yang harus kamu tahu, yaitu 1. Alur Cerita yang Lamban Film ini mungkin terasa lambat bagi sebagian orang yang mencari aksi dalam film. Ataupun sebuah konflik yang benar-benar membuat penonton merasa emosi. Karena memang adegan konfliknya sangat sederhana. Film ini merupakan drama komedi sehingga tidak akan ditemukan aksi. Bagi penonton yang menyukai drama aksi, mungkin film ini akan terasa monoton saat dilihat. 2. Plot yang Kurang Menonjol Meskipun film ini sangat menghibur, plotnya tidak begitu menonjol karena fokus pada hubungan antara karakter utama. 3. Tema yang Biasa-Biasa Saja Tema film ini terasa biasa-biasa saja dan tidak terlalu dalam atau menggugah emosi. Pesan Moral Film Cek Toko Sebelah Pesan moral film Cek Toko Sebalah yaitu utamakanlah tali persaudaraanmu. Jangan mudah terpancing emosi hanya karena harta yang ingin kamu kuasai.
Kamu sedangmencari tontonan komedi yang terinspirasi dari kisah nyata yang banyak terjadi di keluarga Tionghoa? Kalau iya, coba saksikan film Cek Toko Sebelahkarya sutradara Ernest Prakasa. Namun, sebelum nonton, ada baiknya simak dulu informasi lengkap seputar film tersebut di artikel ini! Cek Toko Sebelah merupakan film komedi Indonesia karya sutradara Ernest Prakasa yang dirilis pada tanggal 28 Desember 2016. Ide ceritanya berasal dari realita yang terjadi pada keturunan etnis Tionghoa yang diharuskan sekolah tinggi-tinggi, tapi pada akhirnya harus bekerja di toko orang tuanya dirilis, film Cek Toko Sebelah ini mendapatkan reaksi positif dari pada kritikus dan penonton. Di akhir masa penayangannya, tiket sinema ini terjual sebanyak 2,6 juta lembar dan meraih pendapatan kotor hingga 92 miliar sinema ini berhasil mendapatkan sembilan nominasi pada Festival Film Indonesia 2017, dan memenangkan sebuah penghargaan untuk kategori Skenario Asli Terbaik. Tak hanya itu, sinema ini juga memenangkan penghargaan kategori Film Terpuji dan Aktor Terpuji pada ajang Festival Film Bandung ingin tahu informasi lainnya seputar film Cek Toko Sebelah? Simak ulasan yang sudah kami siapkan di bawah ini, yuk! Di sini kamu nggak hanya bisa membaca sinopsisnya, tapi juga trivia menarik seputar filmnya. Selamat membaca! Sinopsis Sumber Wikimedia Commons Kisah film Cek Toko Sebelah ini menceritakan tentang sebuah keluarga etnis Tionghoa yang terdiri dari sang ayah yang akrab disapa Koh Afuk Chew Kin Wah bersama kedua putranya, Yohan Dion Wiyoko dan Erwin Ernest Prakasa. Koh Afuk memiliki sebuah toko kelontong yang laris manis. Kedua anak laki-lakinya memiliki kehidupan dan sifat yang bertolak belakang. Sang kakak, Yohan, adalah fotografer serabutan yang masih merasa sedih setelah kematian ibunya. Sementara Erwin merupakan anak idaman orang tua karena memiliki karier bagus dan seorang pacar cantik dari kalangan atas bernama Natalie Gisella Anastasia. Konflik dimulai ketika Koh Afuk terserang penyakit, kemudian tersadar kalau ia tak bisa mengurus toko kelontong selamanya. Ia pun kemudian meminta anak bungsunya, Erwin, untuk mengurus tokonya. Padahal, saat itu Erwin tengah berupaya mengejar masa depan yang lebih cerah dari kantornya. Sang kakak, Yohan, langsung saja tak terima karena ayahnya lebih memilih Erwin untuk melanjutkan usaha toko kelontong tersebut. Sebagai anak sulung, ia merasa lebih berhak atas toko itu. Namun sayangnya, Koh Afuk tidak memiliki hubungan akur dengan Yohan dan tak mempercayai putra sulungnya itu sama sekali. Padahal Yohan sebenarnya memiliki niat tulus untuk melanjutkan toko kelontong keluarganya itu. Sementara Erwin tengah menghadapi dilema karena sebenarnya lebih ingin meneruskan kariernya. Apakah yang akhirnya dilakukan oleh Erwin? Akankah ia menerima tawaran ayahnya dan meninggalkan kariernya? Kemudian bagaimanakah nasib Yohan? Baca juga Film Indonesia Terbaik Sepanjang Masa yang Wajib Kamu Tonton Pemeran & Karakter Sumber Instagram – gisel_la Pemeran Utama Ernest Prakasa – Erwin Dion Wiyoko – Yohan Chew Kin Wah – Koh Afuk Adinia Wirasti – Ayu Gisella Anastasia – Natalie Tora Sudiro – Robert Asri Welas – Ibu Sonya Yeyen Lidya – Anita Dodit Mulyanto – Kuncoro Baca juga Film Drama Terbaik Sepanjang Masa yang Patut Ditonton Pemeran Pendukung Kaesang Pangarep – Tukang Taksi Awwe – Ojak Adjis Doa Ibu – Yadi Arafah Rianti – Tini Aci Resti – Kurir Tengil Anyun Cadel – Rohman Abdur Arsyad – Vincent Nino Fernandez – Reno Hifdzi Khoir – Pria Misterius Budi Dalton – Pak Nandar Arief Didu – Dokter Cahyo Yudha Keling – Diding Liant Lin – Amiauw Edward Suhadi – Aming Sylvester Aldes – Aloy Melissa Karim – Elisa Ichal Kare – Iwan Raim Laode – Joni Hernawan Yoga – Saipul/Tukang Roti Yusril Fahriza – Naryo Gita Bhebhita – Bu Hilda Guntur LDP – Pengantin Pria Paopao LDP – Pengantin Wanita Dayu WIjanto – Ci Lili Ucita Pohan – Mamak Rempong Sri Rahayu – Tukang Selfie Arif Brata – Untung Rachman Avri – Pak Ali Billy W Polli – Satpam Rumah Sakit Bene Dionysius – Cameo Gak Jelas Adink Liwutang – Cameo Gak Jelas Marvel Adyama – Erwin Kecil Faisal Alfiansyah – Yohan Kecil Patrick Effendy – Pacar Bu Hilda Trivia Menarik seputar Film Cek Toko Sebelah Sumber Instagram – firazhafira 1. Ada Apa dengan Karmen? Salah satu karakter yang terdapat di film Cek Toko Sebelah ini adalah Ayu, istri Yohan, yang diperankan oleh Adinia Wirasti. Kamu mungkin lebih mengenal perempuan itu lewat perannya sebagai Karmen dalam film Ada Apa dengan Cinta? dan Ada Apa dengan Cinta? 2. Menariknya, di sepanjang filmnya, kamu bisa mendengar beberapa penjaga toko tengah membicarakan seorang karakter dari film Ada Apa dengan Cinta? Mereka membahas siapa yang paling cantik di film tersebut dan keputusannya adalah Karmen. Salah satu dari mereka pun berharap dapat segera bertemu Karmen dan berfoto bersama. Padahal, saat itu Adinia Wirasti yang memerankan Karmen ada di dekat mereka. Ada-ada saja, ya! 2. Negara punya Bapakmu? Salah satu adegan yang cukup membuat tertawa adalah ketika Yohan Dion Wiyoko berselisih paham dengan seorang supir taksi yang menabraknya. Yohan pun berteriak marah dan bertanya, “memangnya negara ini milik bapakmu?” Lucunya, pria yang memerankan supir taksi itu adalah vlogger dan pengusaha makanan, Kaesang Pangarep. Kalau kamu belum tahu siapa Kaesang, ia adalah putra bungsu Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, presiden yang menjabat ketika film Cek Toko Sebelah ini tayang di bioskop. 3. Janji Menggunduli dan Mengamen di Metro Mini Sebelum filmnya tayang, Ernest Prakasa membuat sebuah janji untuk menggunduli kepalanya jika tiket filmnya terjual sebanyak satu juta lembar. Ketika akhirnya angka itu tercapai, sang sutradara pun memenuhi janjinya. Tak hanya itu, Gisella Anastasia juga membuat janji untuk mengamen di metro mini jika tiket filmnya terjual sebanyak dua juta lembar. Ketika akhirnya penonton filmnya menembus angka dua juta orang dalam 19 hari, mantan istri Gading Martin itu mengamen di metromini di sekitar Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. 4. Diangkat Menjadi Serial Ketenaran dari film Cek Toko Sebelah ini membuat sebuah layanan video on-demand dan rumah produksi Starvision Plus bekerja sama untuk memproduksi serialnya. Masih dengan karakter yang sama, plotnya kini berpusat pada usaha Erwin untuk memajukan toko milik ayahnya agar terlihat lebih modern dan efisien. Konflik terjadi ketika hambatan demi hambatan menghalangi upaya Erwin. Mulai dari para pegawai yang tidak menanggapinya dengan serius, hingga sang ayah yang takut menghadapi perubahan yang mungkin terjadi. Kalau kamu ingin menontonnya, serial berjumlah 12 episode ini dapat kamu saksikan di aplikasi dan website legal favoritmu. Dengan masing-masing episodenya berdurasi sekitar 25 menit, kamu bisa menyaksikan kelanjutan kisah Erwin dan Yohan yang semakin seru. Baca juga Jangan Lewatkan untuk Menonton Film Romantis Terbaik di Dunia Berikut Jangan Sampai Ketinggalan Menonton Film Cek Toko Sebelah Setelah membaca sinopsis dan trivia menarik film Cek Toko Sebelah ini, apakah kamu semakin ingin menonton filmnya? Supaya lebih seru, ajaklah teman-temanmu untuk menyaksikannya bersama-sama. Kalau kamu masih ingin mencari tontonan yang seru lainnya, coba cek kanal Hiburan di website ini, yuk! Di sini kamu bisa mendapatkan ulasan menarik tentang film-film dari berbagai genre, mulai dari romantis, komedi, horor, thriller, dan masih banyak lagi. PenulisRizki AdindaRizki Adinda, adalah seorang penulis yang lebih banyak menulis kisah fiksi daripada non fiksi. Seorang lulusan Universitas Diponegoro yang banyak menghabiskan waktunya untuk membaca, menonton film, ngebucin Draco Malfoy, atau mendengarkan Mamamoo. Sebelumnya, perempuan yang mengklaim dirinya sebagai seorang Slytherin garis keras ini pernah bekerja sebagai seorang guru Bahasa Inggris untuk anak berusia dua sampai tujuh tahun dan sangat mencintai dunia anak-anak hingga sekarang. EditorElsa DewintaElsa Dewinta adalah seorang editor di Praktis Media. Wanita yang memiliki passion di dunia content writing ini merupakan lulusan Universitas Sebelas Maret jurusan Public Relations. Baginya, menulis bukanlah bakat, seseorang bisa menjadi penulis hebat karena terbiasa dan mau belajar.
kelebihan dan kekurangan film cek toko sebelah