3 Kadar pH air harus seimbang dan jangan lupa untuk memberikan nutrisi dengan memberikan ppm (part per milion) antara 800 - 1.300 ppm. 4. Pilihlah tempat dengan cahaya yang cukup bagi para tanaman. 5. Penempatan lahan Hidroponik bisa seperti di bagian atas rumah, balkon atau ruangan yang terkena sinar matahari. WajibTahu! Kenali Penyebab Hidroponik Kerdil Sayuranhidroponik dengan standar kualitas tinggi semakin diminati kosumen untuk gaya hidup sehat. Lubang pada daun terlalu banyak jumlahnya dan ukurannya juga terlalu besar,” ujar Faiz. 2 pekan (1.200 ppm), 3 pekan (1.300 ppm), dan 4 pekan (1.400 ppm). Sementara tingkat keasaman nutrisi harus berkisar 5,5—7. Dengan kondisi itu Salviniamolesta is a weed reservoir Batu Tegi potential as a source of non-conventional fodder. Information on the mineral content and its use has not been known. This research was aimed to identification the mineral content of sodium (Na), potassium (K), chloride (Cl), and sulfur (S) to the old roots, young roots, old leaves, young leaves, and whole plant Salvinia molesta. Tanamanbayam merupakan tanaman yang banyak di budidayakan oleh petani hidroponik pemula karena dalam perawatannya tidak terlalu sulit dan masa panennya tergolong cepat, untuk masa panen tanaman bayam berkisar antara 30 – 40 HSS (Hari setelah semai). 6. Tanaman Seledri Hasilpenelitian menunjukkan pemberian dosis streptomycin dan auksin pada kecambah gelombang cinta (Anthurium plowmanii) tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kemunculan variegata. Perlakuan S3A2 (streptomycin 20 ml + auksin 2 ppm) merupakan perlakuan terbaik, memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan panjang akar tanaman tertinggi. Lakukanpengecekan sistem hidroponik rutin, setidaknya lakukanlah selama 2 hari sekali. Lakukan pengecekan tinggi air, kadar ppm larutan nutrisi, kebersihan wadah nutrisi secara umum, dan kondisi tanaman. Pastikan ppm tetap terjaga dan kadar air tidak surut atau kering. Jangan lupa lakukan pengendalian hama dan penyakit tanaman. e1e4M5k. Hidroponik dengan segala keunggulannya semakin populer di kalangan masyarakat. Selain sebagai usaha swasembada pangan mandiri, bertanam hidroponik juga bisa menjadi pilihan untuk menyalurkan hobi bertanam walau hanya dengan space yang sempit. Bertanam hidroponik bisa dibilang susah-susah gampang. Memang tidak seribet bertanam di lahan pertanian. Namun bertanam hidroponik juga sering menuai kegagalan. Apalagi untuk penanam pemula yang sedang asik-asiknya dengan hobi berhidroponik. Oleh karena itu, untuk kamu pemain pemula hidroponik, simak lima kesalahan yang sering dilakukan dalam bertanam hidroponik. Harapannya, agar kesalahan yang sama tidak terulang di kamu. 1. Sibuk dengan aktivitas sehari-hari sehingga lupa menyiram semaian Jika semaianmu kering, tanamanmu akan stres dan mati Foto Pixabay/cepris Sebagian besar pemain hidroponik adalah hobbyist atau penanam skala rumahan. Berhidroponik memang pilihan yang tepat untuk kamu yang sedang terjebak rutinitas dan bosan dengan semrawutnya kehidupan kota. Walaupun demikian, kesibukan aktivitas sehari-hari jangan sampai malah membunuh tanaman hidroponikmu. Agendakan untuk menyiram semaian benih di pagi hari sebelum beraktivitas dan sore hari setelah beraktivitas. Masa persemaian benih adalah masa kritis pertumbuhan suatu tanaman. Biji akan menyerap banyak air untuk menumbuhkan daun dan akar. Jika semaianmu kering, tanamanmu akan stres dan mati. 2. Menaruh semaian di tempat yang tidak cukup sinar matahari Tanaman Hidroponik Juga Perlu Sinar Matahari Foto pixabay/naidokdin Tanaman membutuhkan cahaya matahari untuk proses fotosintesis. Kurangnya sinar matahari membuat hormon auksin pada tanaman terus diproduksi sehingga tanaman hanya akan tumbuh memanjang. Panjang, tapi berwarna pucat sehingga kekurangan nutrien pada tanaman akan menyebabkan tanamanmu mati. Baca Juga 5 Pilihan Tanaman Sayuran yang Mudah Ditanam 3. Tidak mengenal jadwal tanam tanaman Beda Jenis Tanaman Beda Masa Tanamnya Foto Pixabay/syahirhakim Setiap tanaman mempunyai masa tanam yang berbeda. Masa ini berkaitan dengan kapan tanaman bisa dipanen dan kapan harus menyemai benih lagi. Jika tidak memahami hal ini, gagal panen bisa terjadi. Selain itu, jika salah memperhitungkan jadwal, bisa jadi setelah panen, kamu belum punya semaian yang siap untuk ditanam. Sebagai contoh, jika kamu menanam sayuran kangkung, masa panennya adalah 20-25 hari, sedangkan masa yang dibutuhkan untuk menyemai benih adalah 7-10 hari. Ketika tanaman kangkung yang kamu tanam berusia 10-15 hari, kamu harus mulai menyemai benih baru agar budidaya hidroponik milikmu dapat berkelanjutan. Baca Juga 7 Aksesori untuk Kamu yang Mau Memulai Hobi Berkebun 4. Mencoba segala jenis tanaman Jangan terlena dengan mencoba semua jenis tanaman Foto pixabay/41330 Setelah berhasil menyemai benih dengan sistem hidroponik, biasanya akan membuatmu ketagihan untuk mencoba jenis tanaman yang lain. Eits, tunggu dulu. Tanaman yang berbeda memerlukan nutrien dan mempunyai jadwal panen yang berbeda juga, lho. Sehingga menyemai segala jenis tanaman bersama-sama tanpa memperhatikan masa tanam dan jenis nutrien yang mereka butuhkan, akan menyebabkan semuanya gagal panen. Oleh karena itu, ada baiknya untuk mempelajari karakter setiap jenis tanaman sebelum bertanam. Coba dengan tanaman yang mudah dahulu, seperti Bayam, Caisim, Selada, dan Kangkung. Apabila kamu sudah berhasil memanen ke-4 sayuran ini, lanjutkan dengan penanaman tanaman yang lebih sulit seperti Mint atau Basil. Baca Juga Perbedaan Shovel dan Spade, serta Fungsinya dalam Berkebun 5. Bereksperimen meramu nutrisi hidroponik sendiri Asal-asalan membuat nutrisi hidroponik justru jadi bumerang untukmu Foto pixabay/41330 Terlalu asik dengan bertanam hidroponik kadang membuat kita untuk mencoba ini dan itu, salah satunya mencoba meracik nutrisi hidroponik sendiri. Tidak ada salahnya memang. Namun, jika kamu berhidroponik masih dalam skala rumahan atau hobi, ada baiknya jika membeli nutrisi kemasan yang sudah dijual di pasaran. Membuat nutrisi dengan buah-buahan memang bisa jadi alternatif, tapi jika tidak disertai dengan perbandingan dan komposisi yang pas, tanamanmu malah bisa overdosis, gosong, dan mati. Jika kamu ingin tetap melakukan ini, ada baiknya untuk membaca resep dari jurnal-jurnal ilmiah dan membuat perbandingan yang setara dengan jumlah tanamanmu. 6. Penasaran Ingin Mencoba Semua Sistem Mencoba semua sistem adalah salah satu kesalahan pemula Foto Shutterstock Ini adalah salah satu kesalahan klasik para pemula yang sedang mencoba hidroponik. Karena semangat sedang menggebu-gebu, akhirnya muncullah ide untuk mencoba sistem baru atau bahkan mencoba mengkreasikan sistem baru. Ini adalah hal yang bagus, asalkan tidak menambah pengeluaranmu. Karena mayoritas yang terjadi adalah para pemula merasa gagal akibat tanamannya tidak berhasil. Daripada membuang-buang uang, lebih baik kamu fokus pada satu sistem tanam yang sudah terbukti berhasil. Jika ingin mencoba sistem hidroponik lainnya, sebaiknya kamu pelajari dulu dengan cermat sistem tersebut. Cari referensi sebanyak-banyaknya, dan cari contoh yang sudah berhasil menggunakan sistem tersebut. Intinya jangan terburu-buru, supaya kamu tidak gagal. 7. Terlalu Banyak Menyemai Benih Kesalahan pemula lainnya dalam hidroponik adalah terlalu banyak menyemai benih Foto Shutterstock Semangat yang tinggi tidak selalu berbanding lurus dengan hasil. Paling tidak itulah kenapa para pemula banyak melakukan kesalahan. Salah satunya adalah terlalu banyak menyemai benih, hingga melebihi lubang tanam yang tersedia. Ketika waktu pindah tanam tiba, maka benih yang tidak mendapatkan tempat akan terbengkalai dan menjadi mati. Agar tidak terlalu banyak, sebaiknya kamu hanya melebihkan 20 persen dari lubang tanam yang tersedia. Misalkan ada 100 lubang, kamu bisa menanam 110 atau 120 benih. Untuk berjaga-jaga jika ada yang tidak tumbuh. Jika kamu menanamnya lebih dari itu, maka risiko benih terbuang akan semakin besar. Dari tujuh kesalahan di atas, adakah yang pernah kamu lakukan? Jika ya, jangan sampai terulang ya dan jangan menyerah untuk terus ber-hidroponik! Agar budidaya hidroponik dapat berhasil secara maksimal dan produktif, kita harus memperhatikan semua faktor termasuk lingkungan, nutrisi, kelembaban, cahaya, hama / penyakit, dan tidak kalah pentingnya adalah pH. Umumnya, pemula memiliki kecenderungan untuk lebih memperhatikan PPM nutrisi yang diberikan daripada faktor lainnya. Hal ini normal karena sebagai manusia, kita menganggap memberi makan nutrisi pada tanaman sama halnya seperti kita memberi makan pada anak kita sendiri. Kita ingin memastikan terlebih dahulu bahwa makanan yang kita berikan itu cukup nutrisinya. Namun jangan lupa bahwa selain nutrisi yang diberikan harus cukup, tanaman juga harus MAMPU untuk menyerap. Daya serap tanaman SANGAT dipengaruhi oleh tingkat keasaman pH larutan nutrisi. Jadi, sebanyak berapapun PPM gizi makanan / nutrisi yang diberikan, apabila tidak dapat diserap oleh tanaman karena pH tidak sesuai, maka tanaman akan menunjukkan gejala kekurangan nutrisi. Hal ini ditandai dengan mulai tampaknya perubahan pada warna daun, serta pertumbuhan tanaman yang terhambat kerdil. Apa itu pH? pH power of Hydrogen adalah ukuran kadar keasaman / basa alkaline suatu larutan dengan menghitung konsentrasi ion hidrogen dalam larutan tersebut. Suatu larutan dianggap asam apabila kadar pH lebih kecil dari dan dianggap basa apabila pH melebihi Karena ukuran pH menggunakan skala logaritma, bukan linear, maka perbedaan konsentrasi ion hidrogen antara pH 3 dan pH 4 adalah 10x lipat dan perbedaan antara pH 3 dan pH 5 adalah 100x lipat, dan seterusnya. Pengaruh pH Pada Tanaman & Nutrisi pH dapat mempengaruhi ketersediaan nutrisi. pH dapat mempengaruhi daya serap akar terhadap nutrisi. pH di atas berpengaruh terhadap berkurangnya ketersediaan zat besi Fe, manganese Mn, tembaga Cu, zinc Zn, dan boron Bo. pH di bawah menyebabkan turunnya daya larut asam fosfat, kalsium Ca, dan magnesium Mg. pH antara 3 – 5 dan suhu larutan di atas 26ºC mempercepat perkembangan penyakit yang disebabkan oleh jamur fungus, salah satunya busuk akar root rot. Faktor Apa Saja Yang Menyebabkan pH Berubah swing F O T O S I N T E S I S Cahaya / sinar matahari pada pagi – siang hari adalah pemicu terjadinya proses fotosintesis. Dalam proses ini tanaman memproduksi dan menyimpan makanan dalam bentuk gula dan pati. Makanan ini dibutuhkan untuk membentuk sel-sel dinding dan pertumbuhan. Tanaman juga menghasilkan oksigen dengan menyerap air dari akar serta karbon CO2 dari udara. Dampak dari proses ini adalah pH berubah swing ke arah alkaline basa. Biasanya pada siang hari suhu / temperatur larutan nutrisi juga ikut naik, dan hal ini sering menjadi salah kaprah bahwa suhu adalah penyebab pH berubah. Secara teknis simplifikasi CO2 + H2O + sinar => CH2O + O2 karbon dioksida + air + sinar => karbohidrat gula + oksigen Hal-hal penting yang terjadi disini adalah Terjadi pada saat ada cahaya, pH condong ke tingkat lebih alkaline, butuh air H2O, butuh karbon CO2, melepas oksigen, memproduksi makanan, dan menyimpan energi. R E S P I R A S I Pada malam hari, saat matahari telah terbenam dan tidak ada cahaya, proses fotosintesis berhenti dan tanaman hanya melakukan proses respirasi pernafasan. Makanan gula dan pati yang disimpan pada saat proses fotosintesis kini dibakar dan dipakai untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan. Proses pembakaran energi ini melepas CO2. CO2 yang larut dalam air H2O akan menghasilkan asam karbonat H2CO3, dan hal ini mengakibatkan pH berayun berubah ke tingkat lebih asam. Secara teknis simplifikasi CH2O + O2 => CO2 + H2O + Energy Karbohidrat gula + oksigen => karbon dioksida + energi Hal-hal penting yang terjadi disini adalah Terjadi pada saat tidak ada sinar gelap, makanan diubah dibakar menjadi energi, butuh oksigen, produksi air, dan karbon dioksida. M E D I A T A N A M Salah satu faktor penyebab pH swing adalah media tanam atau metan. Bila Anda menggunakan rockwool yang sangat populer dalam budidaya hidroponik atau jenis batuan mineral lainnya maka perlu Anda pahami bahwa, rockwool dalam kondisi baru memiliki pH yang cukup tinggi basa / alkaline, dan butuh untuk diturunkan / netralisir terlebih dahulu sebelum dapat dipakai sebagai media tanam. Caranya adalah dengan merendam rockwool baru selama 24 jam ke dalam air yang memiliki pH stabil seperti Aquades, atau air suling / RO reverse osmosis seperti air bekas buangan AC. Untuk lebih jelasnya silakan baca disini. B A K T E R I Metan bukan satu-satunya penyebab pH berubah. Ada juga penyebab lain yang dapat membuat pH berubah ke tingkat lebih asam acid yaitu pada saat terjadinya proses pembusukan materi organik yang telah mati oleh bakteri. Proses pembusukan ini melepas asam ke dalam larutan nutrisi. Bila pH larutan berubah ke tingkat yang lebih ekstrim seperti – itu berarti permasalahannya lebih disebabkan oleh karena penyakit, seperti busuk akar root rot. Tergantung dari tingkat keparahannya, penyakit busuk akar masih mungkin untuk dapat disembuhkan dengan memberi perawatan H2O2 hidrogen peroksida, dan memotong akar yang telah busuk dan mati. V O L U M E Salah satu penyebab munculnya permasalahan dalam sistem hidroponik adalah ukuran tandon nutrisi yang dipakai terlalu kecil untuk jenis dan jumlah tanamannya. Pada saat tanaman masih kecil, kita sering lupa kalau mereka akan tumbuh besar. Pada saat mereka telah besar, mereka membutuhkan air, oksigen dan nutrisi dalam jumlah yang lebih banyak. Sama halnya seperti orang dewasa membutuhkan asupan makanan lebih banyak dibanding balita. Bagaimana menentukan kapasitas / ukuran tandon yang memadai? Hal pertama yang perlu kita hitung adalah JUMLAH tanamannya, dan… kedua adalah seberapa BESAR tanaman tersebut pada saat mereka dewasa. Berikut adalah rumus kasar untuk menghitung kapasitas tandon yang dibutuhkan tanpa memandang sistem hidroponik apa yang dipakai, karena perbandingan kebutuhan tanaman tetap sama. Rumus kasar untuk ukuran “minimum” tandon nutrisi hidroponik Tanaman ukuran kecil, minimum 0,5 galon / tanaman. Tanaman ukuran medium, minimum 1 – 1,5 galon / tanaman. Tanaman ukuran besar, minimum 2,5 galon / tanaman. * 1 galon = 3,8 liter Kebutuhan air yang disebutkan di atas adalah kebutuhan MINIMUM per tanaman. Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi daya serap tanaman. Jangan ragu untuk menggunakan tandon yang ukurannya lebih besar. Pada saat tanaman masih kecil tandon tidak perlu diisi penuh dan ketika tanaman sudah besar air bisa ditambahkan dengan mudah. Penutup Kondisi lingkungan seperti faktor kelembaban udara humidity, terik, durasi dan intensitas sinar matahari, serta faktor angin sangat berpengaruh terhadap daya serap tanaman terhadap air dan nutrisi. Ditambah dengan faktor tandon nutrisi yang tidak memadai terlalu kecil maka kita akan melihat perubahan fluktuasi pada pH. Selain itu, molekul oksigen dalam air Dissolved Oxygen akan semakin menipis dan berkurang seiring dengan naiknya suhu larutan. Hal ini dapat berakibat buruk pada sistem perakaran yang sangat membutuhkan oksigen pada saat proses fotosintesis terjadi dan akibatnya tanaman menjadi layu. Semoga artikel ini bermanfaat. Salam hijau! Referensi Crazy pH Swings – How Media and Bacteria Affect pH in Hydroponics What You Need to Know About pH Plant Photosynthesis and Respiration pH/TDS/PPM levels for Hydroponic plants pH in Hydroponics Monitoring pH Levels in a Hydroponic System What Size Reservoir Do I need? Reaksi Kimia Growing Medium Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Penduduk dunia terus meningkat seiring berjalannya waktu, dan tantangan besar yang dihadapi umat manusia adalah bagaimana menyediakan cukup pangan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pertanian adalah sektor penting yang bertanggung jawab atas produksi pangan global, namun lahan pertanian terbatas menjadi kendala yang signifikan. Di saat yang sama, perubahan iklim juga mempengaruhi produksi pangan, membuat upaya mempertahankan dan meningkatkan ketahanan pangan semakin menghadapi masalah ini, hidroponik telah muncul sebagai solusi yang menjanjikan. Hidroponik adalah metode bertanam tanpa menggunakan tanah, di mana tanaman ditanam dalam larutan nutrisi yang kaya akan unsur-unsur penting. Metode ini memanfaatkan air secara efisien, menghilangkan kebutuhan akan lahan pertanian tradisional yang luas. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi lebih lanjut tentang hidroponik sebagai solusi untuk lahan pertanian terbatas. Salah satu keuntungan utama hidroponik adalah efisiensi penggunaan lahan. Dalam sistem hidroponik, tanaman dapat ditanam dalam wadah yang empuk, seperti rockwool atau bahan lain yang menahan air dan nutrisi. Ini berarti tanaman dapat tumbuh secara vertikal, memanfaatkan ruang secara efisien. Dengan pendekatan ini, sejumlah besar tanaman dapat ditanam dalam ruang yang relatif kecil, menghasilkan produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode pertanian konvensional. Selain itu, karena tanaman ditanam dalam larutan nutrisi yang terkendali, mereka menerima nutrisi yang tepat dan seimbang sepanjang waktu, yang memungkinkan pertumbuhan yang optimal. Selanjutnya, hidroponik juga mengatasi masalah peningkatan populasi dan urbanisasi. Dalam kota-kota besar di mana lahan pertanian terbatas, hidroponik memberikan solusi yang efisien. Dengan menggunakan ruang yang terbatas di atap gedung, balkon, atau ruang dalam ruangan, individu atau komunitas dapat menanam tanaman mereka sendiri secara mandiri. Ini juga memberikan kesempatan bagi mereka yang tinggal di daerah perkotaan untuk terlibat dalam pertanian dan menghasilkan makanan mereka sendiri, mengurangi ketergantungan pada pasokan pangan efisiensi lahan, hidroponik juga memiliki beberapa keuntungan lainnya. Salah satunya adalah penghematan air yang signifikan. Dalam pertanian tradisional, sejumlah besar air digunakan untuk menyiram tanaman dan sebagian besar air ini terbuang sia-sia. Dalam hidroponik, air digunakan dalam siklus tertutup, di mana air dan nutrisi yang tidak diserap oleh tanaman dapat dikumpulkan kembali, diolah, dan digunakan kembali. Dalam kondisi iklim yang semakin kering dan kerusakan lingkungan yang meningkat, penghematan air ini sangat penting untuk menjaga keberlanjutan itu, hidroponik juga mengurangi penggunaan pestisida dan meminimalkan risiko terhadap tanaman akibat hama dan penyakit. Dalam sistem hidroponik, lingkungan tumbuh yang terkendali memungkinkan pengendalian yang lebih baik terhadap hama dan penyakit tanaman. Dengan menggunakan teknik sanitasi yang tepat, seperti menjaga kebersihan sistem dan memantau kondisi tanaman dengan cermat, risiko infeksi dapat dikurangi secara signifikan. Hal ini berarti petani dapat mengurangi penggunaan pestisida yang berpotensi berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan hidroponik menawarkan banyak manfaat, tantangan tetap ada. Salah satu tantangan utama adalah biaya awal yang tinggi. Sistem hidroponik memerlukan investasi awal yang signifikan dalam infrastruktur dan peralatan. Namun, dengan perkembangan teknologi dan meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan pangan, biaya ini dapat dikurangi seiring berjalannya waktu. Selain itu, pengetahuan dan keterampilan khusus diperlukan untuk mengelola sistem hidroponik dengan baik. Para petani dan pelaku industri harus mempelajari prinsip-prinsip dasar hidroponik, seperti pemilihan nutrisi yang tepat, pengelolaan pH air, dan pemantauan yang cermat terhadap tanaman. Pendidikan dan pelatihan yang memadai harus tersedia bagi petani dan individu yang tertarik untuk terlibat dalam segi estetika, menanam dengan konsep hidroponik terlihat simple tertata sehingga terlihat lebih rapih dan indah. Mengapa hidroponik terlihat indah? Jawabannya terletak pada keunikan dan estetika metode ini. Dalam sistem hidroponik, tanaman ditanam dalam lingkungan yang terkontrol, menggunakan media seperti serat kokos, perlit, atau rockwool. Keindahan terletak pada cara tanaman tumbuh dan berkembang dalam wadah yang bersih dan modern. Warna-warni sayuran, seperti selada, kangkung, atau cabai, terlihat segar dan menarik dalam wadah transparan atau terangkat di dinding vertikal. Desain kreatif seperti ini memberikan sentuhan elegan di ruang dalam rumah, kafe, atau dilakukan, namun masih sedikit yang melakukannya. Mengapa begitu? Salah satu alasan utama adalah kurangnya pemahaman dan kesadaran tentang manfaat dan potensi hidroponik. Beberapa orang mungkin ragu karena mereka menganggap teknologi ini terlalu rumit atau membutuhkan biaya tinggi. Namun, pada kenyataannya, dengan pengetahuan dasar yang cukup, siapa pun dapat memulai dengan hidroponik skala kecil. Ada banyak panduan dan tutorial online yang dapat membantu pemula memahami langkah-langkah dasar dan memilih sistem yang sesuai dengan kebutuhan mereka. 1 2 Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya Apa Akibat PPM Hidroponik Terlalu Tinggi ? Hidroponik adalah tehnik budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam. Belakangan ini hidroponik banyak sekali di gemari petani modern terutama yang tidak memiliki lahan yang tanaman hidroponik berbeda dengan perawatan tanaman biasa. Perawatan yang benar akan menghasilkan panen yang berkualitas terbaik dan sebaliknya perawatan yang buruk akan mengakibatkan tanaman hidroponik menggantikan fungsi tanah sebagai penyedia nutrisi bagi tanaman. Larutan nutrisi merupakan campuran antara air dan beberapa jenis nutrisi makro dan ppm pada tanaman kangkung menyebabkan daun terbakarSetiap tanaman memiliki nilai ppm minimal dan maksimal yang berbeda-beda. Jadi perhatikan nilai ppm tanaman yang akan di tanam secara hidroponik. PPM yang terlalu tinggi mengakibatkan daun tanaman terbakar pertumbuhan melambat kemudian layu dan mati berdasarkan pengalaman pribadi sebelum memiliki alat TDS Meter, ilmu kira-kira yang akhirnya dosis ppmnya terlampau tinggi untuk jenis tanaman yang saya tanam.Oleh karena itu wajib untuk teman-teman semua yang ingin terjun ke dalam dunia hidroponik memiliki alat yang namanya TDS Meter baik itu bertanam karena hobi terlebih lagi untuk usaha skala penjelasan tentang bahaya atau efek samping atau akibat negatif fari ppm hidroponik yang terlalu tinggi, semoga bermanfaat. October 13, 2014 Seputar Hidroponik 95,136 Views Sebanyak apapun nutrisi ppm yang diberikan namun apabila pH larutan tidak sesuai maka akan ada banyak unsur atau zat yang tidak tersedia atau tidak dapat diserap oleh tanaman sehingga mengakibatkan tanaman kekurangan nutrisi. Salah satu tantangan yang paling sering kita hadapi dalam bercocok-tanam / berkebun baik secara tradisional maupun hidroponik adalah menangani permasalahan tanaman yang disebabkan karena faktor kekurangan nutrisi baik nutrisi makro seperti N, P, K maupun kekurangan nutrisi mikro seperti Ca, Fe, Mn, dan lainnya. Gejala kekurangan nutrisi pada tanaman mudah terlihat terutama dari perubahan warna dan terkadang dari pertumbuhan serta bentuk daun muda. Dari hasil penelitian yang saya lakukan selama beberapa bulan serta dari hasil menyimak diskusi dari beberapa group dan komunitas di dunia maya, saya melihat adanya satu faktor penting yang jarang sekali disebut, diabaikan atau malah boleh dibilang tidak pernah diperhitungkan dalam menangani permasalahan kekurangan nutrisi tersebut, yaitu pH larutan nutrisi hidroponik atau pH tanah tradisional. Hampir setiap diskusi yang saya ikuti mengenai penanganan kekurangan nutrisi pada tanaman selalu menekankan pada EC / ppm part per million dari larutan nutrisi yang diberikan, dan hampir tidak pernah menyinggung masalah pH larutan. Logikanya Apabila nutrisi yang kita pergunakan selama ini adalah nutrisi AB Mix yang sama, yang selalu kita pakai dan cara pembuatan pekatan larutan A & larutan B benar, maka… apabila pada saat pengecekan awal ppm nutrisi yang diberikan telah sesuai dengan yang dianjurkan untuk jenis tanaman tersebut, maka… pasti ada faktor lain yang menyebabkan tanaman tidak dapat menyerap atau nutrisi makro atau mikro dari larutan nutrisi tidak tersedia. Nah faktor apakah yang menyebabkan itu? Pertanyaan Pada saat Anda mengukur EC larutan nutrisi, apakah pH larutan juga diukur? Bagaimana dampak pH terhadap tanaman? pH berdampak pada ketersediaan nutrisi makro & mikro. pH berdampak pada daya serap tanaman terhadap nutrisi. pH diatas mengurangi ketersediaan zat besi, manganese, tembaga, zinc dan boron pH dibawah 6 berdampak pada menurunnya daya larut terhadap asam fosfat, kalsium, dan magnesium. pH antara 3 – 5 dan diatas suhu 26ºC menyebabkan pertumbuhan dan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh jamur, salah satunya adalah busuk akar. Pages 1 2 3 4 Check Also Apakah pH Air Penting? Salah satu faktor terpenting dalam menanam secara hidroponik adalah pH air. Banyak sekali kegagalan atau …

akibat ppm hidroponik terlalu tinggi